Bila rasa tak lagi bisa ku peram . . Bila maksud tak lagi mampu ku peta . . Bila desakan tak lagi dapat ku jeda . .

Jumat, 30 September 2011

RASA TAKUT KEPADA ALLOH itu INTINYA = Khusyu‘ = Tenang


Mohon catatan ini benar-benar dibaca, direnungi dan diamalkan. Ma’af ane bikinnya super kilat jadi belum sempat mengedit. Khusus buat ant di sana. Tetapi bagi yang merasa catatan ini bermanfa’at silahkan disebar.

Rasa takut kepada Alloh akan menimbulkan kekhusyu’an.
Apabila kekhusyu’an telah hadir dalam diri kita niscaya hati dan hidup kita akan tenang . tak ada kesedihan maupun kecemasan. Ingin hidupmu tenang?? 2 haL di bawah ini insyaAlloh merupakan pupuk penumbuh rasa takut kepada Alloh,,

1. Menghentikan maksiat. Kemaksiatan itu ibarat noda dan kotoran pada sebuah kaca dan hati kita diibaratkan seperti kaca, rapuh lagi mudah dicorat coret. semakin kita membersihkannya semakin bersinarlah kaca tersebut

2. Mengingat Surga beserta kenikmatannya. Orang yang cerdas adalah mereka yang lebih memilih hidup kekal dalam kenikmatan dan surgalah tempatnya. Di dalamnya segala kebutuhan akan manusia dapatkan dengan mudah tanpa bersusah-payah. Ingatlah Neraka beserta adzabnya, Kedahsyatan dan kengerian siksanya mampu membangkitkan bulu kuduk siapapun yang mendengar dan mampu mengembalikan ahli maksiat ke jalan yang benar. Ingatlah tempat kembali kita, tanah! Sepi, gelap dan sendiri. Kita harus mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan kita seorang diri, yang dapat membantu hanya belas kasihNya dan yang dapat meringankan siksa kita adalah amalan-amalan sholih kita. Jangan berhenti mengharap rahmatNya. Pada saat Umar bin Khoththob akan wafat, ia berkata kepada anaknya,  “wahai anakku, letakkanlah pipiku di atas tanah, semoga Robb Umar merahmati Umar. “ Lalu ia berkata, “celaka aku! Celaka ibuku, jika Alloh tidak merahmatiku... “.
Karena kedudukan rahmat lah yang membuat hamba-hambanya memasuki surga.

Akan tetapi, sebelum hati kita takut kepada Alloh. Kita harus terlebih dahulu mengalahkan hawa nafsu kita. Bila kita sudah berhasil memaksa diri kita melawan hawa nafsu dan godaan-godaan syaithon, merdekalah kita insyaAlloh selepasnya hati akan mulai terkait kepada Alloh kemudian kita akan menemukan diri kita berhasil takut kepada Alloh.

Rasa takut kepada Alloh tak lepas dari mujahadah, latihan dan terus melatih diri kita. Walaupun terseok-seok tetapi demi kenikmatannya kita harus bersabar dan jangan goyah untuk terus melatih diri.

Rasa takut kepada Allohlah yang menahan kita dari maksiat dan menahan diri dari maksiatlah yang meningkatkan rasa takut kita kepada Alloh. 

Seseorang yang jiwanya dilingkupi rasa takut kepada Alloh akan merasakan lezatnya menangis, bukan sembarang tangisan melainkan tangis karena takut kepadaNya. Rosululloh saw bersabda,
 لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن فى الضرع
 "Tidak akan masuk neraka, siapa yang menangis karena takut kepada Alloh, sehingga air susu itu kembali ke kantong kelenjar susu binatang.“ (hr. At Tirmidzi dan imam Ahmad).

"Tidak ada yang paling Alloh cintai dari dua tetesan dan dua bekas, yaitu: tetesan dari air mata yang takut kepada Allohdan tetesan darah fie sabilillah. Adapun dua bekas adalah bekas berjihad di jalan Alloh dan bekas melakukan kewajiban dari kewajiban-kewajiban Alloh. "(hr.Tirmidzi)

Lalu Rosululloh saw bersabda lagi ,,
"Barangsiapa yang mengingat Alloh dan kedua matanya banjir air mata, hingga air mata itu mengenai bumi, ia tidak akan di azab di hari kiamat. "(hr.at Thobari dan Hakim)

Berjalan di muka bumi dengan rasa takut kepada Alloh membuat hamba tersebut berinteraksi dengan manusia dengan takut kepada Alloh. (begini nih harusnya para koruptor dididik)  

Umar bin Abdul Aziz pernah berkata kepada pembantunya, " jika kau melihatku melakukan kezholiman pada manusia atau mengambil hak dari hak-hak manusia, maka peganglah pakaianku, goyangkan diriku, lalu katakan, " wahai Umar, tidakkah engkau takut kepada Alloh??. 
"
Terakhir, kiranya sebuah hadits di bawah ini dapat membantu menenangkan hatimu
Rosululloh saw pergi mengunjungi seorang pemuda yang menghadapi saat kematian, beliau bertanya, "apa yang engkau rasakan? " ia berkata, "saya merasa takut dengan dosa-dosaku dan saya berharap rahmat ALLoh" Beliau berkata, " Tidaklah berkumpul di hati seorang hamba dalam keadaan begini kecuali Alloh akan memberikan apa yang ia harapkan dan mengamankan dari apa yang ia takutkan" (hr.at Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Ya’La, dan Abu Nu’aim)

Mengikuti kajian sana sini bukan jaminan seseorang mendapatkan ketenangan. Ilmu campur aduk hayat-ukhrowi bukan benteng seseorang lantas terhindar dari maksiat dan serta merta memperkuat iman. 
   
Btw, menyelesaikan ini bisa kilat kok skripsi saia belum selesai yah –D –D –D

Sekian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar