Bila rasa tak lagi bisa ku peram . . Bila maksud tak lagi mampu ku peta . . Bila desakan tak lagi dapat ku jeda . .

Jumat, 24 Desember 2010

Tentang Syi'ah atau Itsnaa ‘Asyriyyah atau RofidLoh


oMengapa disebut Asysyi’ah Al-Imaamiyyah, itsnaa ‘asyriyyah dan RofidLoh?

Syi’ah adalah sebuah firqoh muslimin yang meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Tholib adalah yang paling berhak mewarisi kekhilafahan tanpa Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman rodliyallohu ‘anhum ajma’iin.
Syi’ah disebut al imaamiyyah karena mereka menjadikan masalah imamah atau khilafah sebagai persoalan pokok dalam agama yang mereka menyibukkan diri untuknya juga termasuk salah satu dari rukun iman. Siapa yang mengingkarinya berarti kafir.
Disebut Itsnaa ‘Asyriyyah karena mereka meyakini imam yang 12, yang imam terakhirnya masuk ke dalam terowongan bawah tanah di Samraa sesuai persangkaan mereka.
Disebut Rofidloh karena, IbnuL jauzi berkata, “telah diriwayatkan kepada kami bahwa Syi’ah pernah meminta Zaid bin ‘Ali untuk berlepas diri dari sesiapa yang menyelisihi ‘Ali dalam kekhilafahannya namun Zaid melarang dari hal tersebut tetapi mereka menolaknya dan meninggalkannya sehingga disebut sebagai penolak.

oSejarah pertumbuhan serta perkembangan dan pelopor pemikiran syi’ah???

Syi’ah merupakan madzhab agama berhaluan politik yang pertama kali muncul dalam kancah perpecahan umat Islam. Sekte ini muncul dan semakin nampak pada masa setelah terbunuhnya Kholifah ‘Utsman bin ‘Affan. Pencetus sekte ini adalah seorang tokoh yang bernama ‘Abdulloh bin Saba’, seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam dengan tujuan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Abdulloh bin Saba’ merengek2 dihadapan ‘Utsman untuk diberi jabatan atas keislamannya, namun beliau menolak. Sejak itulah dendam ‘Abdulloh bin Saba’ kepada ‘Utsman semakin memuncak.
Ia menampakkan kesholihan di hadapan orang-orang awam sehingga dapat menarik perhatian mereka. Langkah politik Abdulloh bin Saba’ kemudian dimulai dengan menyebarkan ajaran sesat di berbagai wilayah Islam, utamanya di Kufah, Bashroh, dan Mesir. Ia mengajarkan bahwa Rosululloh shollallohu ‘alayhi wasallam telah memberi wasiat kepada ‘Ali sebagai penggantinya. Sebagaimana Musa ‘alaihissalam telah memberi wasiat kepada Yuusya’ bin Nun untuk menjadi penggantinya. Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman adalah orang-orang zholim yang merampas hak ‘Ali bin Abi Tholib dan ahlul bait . Setelah itu, perlahan-lahan ia mengajarkan bahwa ‘Ali bin Abi Tholib adalah seorang imam yang ma’shuum, harus diangkat jadi kholifah dan ‘Utsman harus dilengserkan. Bin Saba’ berhasil menggerakkan pengikutnya dari Kufah, Bashroh, dan Mesir untuk mengepung rumah kholifah ‘Utsman, mengendalikan kota madinah dan menyandera beberapa orang sahabat. Setelah ‘Utsman terbunuh oleh pengikut Ibnu Saba’, kholifah ‘Ali diangkat. Abdulloh bin Saba’ membuat strategi untuk melampiaskan dendamnya. Ia kemudian menyatakan bahwa ‘Ali bin Abi Tholib adalah Tuhan yang harus disembah. Setelah terjadinya perang Shiffin dan peristiwa tahkim, dari pasukan ‘Ali muncul kelompok yang bersiap membela ‘Ali baik dalam keadaan benar maupun dalam keadaan salah. Kelompok ini lantas dikenal dengan nama Syi’ah yang secara harfiah berarti kelompok pembela dan pendukung.
Diantara sikap dan ide ‘Abdulloh bin Saba’ yang berkembang sepeninggal ‘Ali yaitu pemikiran bahwa ‘Ali bin Abi Tholib masih hidup dan akan kembali lagi ke dunia untuk menuntut balas atas jabatan kekhilafahan yang dirampas secara sepihak oleh 2 Syaikh dan ‘Utsman. Ia terkadang juga mengatakan bahwa ‘Ali adalah Nabi yang sebenarnya yang menurutnya ketika malaikat Jibril hendak memberikan wahyu kepada ‘Ali, namun keliru memberikannya kepada Muhammad saw karena kemiripan wajah Muhammad dan ‘Ali.
Fitnah ini tidak sampai kepada penuhanan ‘Ali saja melainkan sampai kepada penuhanan keturunannya, hingga muncullah istilah Itsna ‘Asyariyah.
Demikian perkembangan Syi’ah, sebuah partai yang semula bernuansa politik namun lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah sekte yang lebih banyak bermuatan ‘aqidah dan syari’ah. Bahkan sekte tersebut telah berani memunculkan suatu madzhab fiqh mereka yang terkenal, yaitu Ja’fariyah.

oSiapa saja Imam2 Syi’ah yang berpengaruh?

Silsilah keturunan 12 Imam Syi’ah :
1.‘Ali bin Abi Tholib yang dijuluki Al MurtadLo
2.Hasan bin ‘Ali yang dijuluki Al Mujtaba (3_50 H)
3.Husayn bin ‘Ali yang dijuluki Asy Syahiid (4_61 H)
4.‘Ali Zainal ‘Abidin bin Hasan yang dijuluki As Sajjaad (38_58 H)
5.Muhammad Al Baaqir bin ‘Ali Zainal ‘Abidin yang dijuluki Al Baaqir (57_114 H)
6.Ja’far Ash Shoodiq bin Muhammad Baaqir yang dijuluki Ash Shoodiq (83_148 H)
7.Musa Al Kaazhim bin Ja’far Ash Shoodiq yang dijuluki Al Kaazhim (128_183 H)
8.‘Ali Ar Ridlo bin Musa Al Kaazhim yang dijuluki Ar Ridlo (148_203 H)
9.Muhammad Al jawwad bin ‘Ali Ar Ridlo yang dijuluki At Taqiy (195_220 H)
10.‘Ali Al Haadi bin Muhammad Al Jawwad yang dijuluki An Naqiy (212_254H)
11.Al Hasan Al ‘Askariy bin ‘Ali ‘Abdul Haadiy yang dijuluki Az Zakiy (232_260 H)
12.Muhammad Al Mahdiy bin Hasan Al ‘Askariy yang dijuluki Al Hujjah Al Qooim Al Muntazhor (256 H_.....)

•Pembagian golongan-golongan Syi’ah...

1.Al ‘Alawiyyah : sesungguhnya risalah kenabian itu untuk ‘Ali sedangkan Jibril telah salah
2.Al Amriyah : sesungguhnya ‘Ali merupakan sekutu Muhammad dalam urusan beliau
3.Asy Syi’ah : sesungguhnya ‘Ali telah diwasiatkan Rosululloh mendapatkan kekholifahan setelahnya, dan sesungguhnya umat menjadi kafir jika membaiat selain ‘Ali.
4.Al Ishaqiyyah : sesungguhnya nubuwwah berlanjut sampai hari kiamat, dan setiap siapa yang mengetahui ‘ilmu ahli bait maka dia nabi
5.الناووسية : sesungguhnya ‘Ali seutama-utamanya manusia, maka barangsiapa yang meng-afdlolkan selainnya maka dia telah kafir
6.Al Imaamiyyah : tidak mungkin dunia tanpa imam dari anak Husayn, dan sesungguhnya Imam itu diberikan olah Jibril jika dia meninggal maka kedudukannya harus diganti seperti dia
7.Al Yazidiyyah : sesungguhnya anak Husayn seluruhnya Imam2 sholat, kapan didapati salah seorang dari mereka, tidak boleh sholat di belakang selainnya baik atau fajirnya mereka
8.Al ‘Abbasiyah : mereka beranggapan bahwa ‘Abbas lebih utama dengan kekhilafahan dari selainnya
9.Al Mutanaasikhoh :
10.Ar Roj’iyyah : mereka beranggapan bahwa ‘Ali dan keturunannya akan kembali ke dunia dan akan membalas dendam kepada musuh-musuhnya
11.اللا عنية : mereka yang melaknat ‘Utsman, Tholhah, Zubair, Mu’awiyah, Aba Musa, ‘Aisyah rodliyallohu ‘anhum
12.Al Mutarobbashoh : تشبهوا بزي النساك , و نصبوا فى كل عصر رجلا ينسبون الامر إليه , mereka menganggapnya sebagai mahdi umat ini, apabila dia mati, نصبوا رجلا اخر

•Beberapa pemikiran2 pokok serta keyakinan Syi’ah yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
1.Imamah : kepemimpinan ialah mesti dengan nash (ucapan), wajib seorang imam berwasiat kepada imam sesudahnya (tertentu) tidak sekedar pensifatan.
2.Al ‘Ishmah : seluruh imam ma’shum dari salah dan lupa, dari perbuatan dosa besar dan kecil
3.‘Ilmu Laduni : seluruh imam-imam Syi’ah diberikan ‘ilmu laduni oleh Rosululloh sendiri. Ilmu tersebut berupa rahasia-rahasia syari’at Islam untuk menyempurnakan Syari’at Islam, agar mereka mampu memberikan penjelasan kepada manusia sesuai kebutuhan zaman
4.Keluarbiasaan dan mu’jizat para imam (khowariqul ‘aadah) : mereka beranggapan keluarbiasaan ini selalu ada pada para imam. Utamanya jika imam sebelumnya meninggal dan tidak mewasiatkan kepemimpinan secara nash maka mereka menentukannya dengan keluarbiasaaan ini.
5.Al Ghoybah : pada setiap zaman akan senantiasa ada hujjah Alloh yang menjadi bukti atas kebenaran imamah ‘Ali dan keturunannya. Imam ke-12 mereka diyakini tengah melakukan ghoybah shughro untuk nanti muncul kembali melakukan pembalasan kepada musuh-musuh Syi’ah dan memenangkan agama Syi’ah
6.Ar Roj’ah : mereka berkeyakinan bahwa Hasan Al ‘Askariy akan kembali di akhir zaman ketika Alloh mengizinkannya keluar
7.At Taqiyyah : mereka menghitungnya sebagai pokok dari pokok-pokok agama dan dien, barangsiapa yang meninggalkannya maka kedudukannya sama seperti orang yang meninggalkan sholat, hukumnya wajib sampai keluarnya imam terakhir, maka barangsiapa yang meninggalkannya sebelum imam terakhir keluar maka dia telah keluar dari dien Allohdan dari dien imamah. Mereka mengambil dalil dari ( illa an tattaqu minhu tuqoot)dan menisbatkannya kepada Abi Ja’far yang berkata, “Taqiyah adalah dienku dan dien ayahku tidak ada iman bagi sesiapa yang tidak bertaqiyah di dalamnya”. Mereka memperluas pemahaman taqiyah kepada pemahaman tanpa batas.
8.Nikah Mut’ah : mereka berpendapat bahwa mut’ah dengan banyak wanita adalah sebaik2 kebiasaan, seutama2nya qurbah kepada Alloh dan semakin besar pahalanya di sisi Alloh. Mereka mengambil dalil (fama stamta’tum bihi minhunna fa aatuhunna ujuurohunna fariidloh)
9.Mereka berkeyakinan dengan adanya mushhaf kepunyaan mereka yang bernama mushhaf Fathimah : Kulayni meriwayatkan dalam kitabnya Al Kafi di halaman 57 Thob’ah 1278 H dari Abi Bashir (yakni Ja’far Ash Shoodiq) : (sesungguhnya pada kami terdapat mushhaf Fathimah ‘alayhas salam, dia berkata : aku berkata : apa itu mushhaf Fathimah? Dia menjawab : mushhaf yang di dalamnya seperti Qur an kalian (ini tiga kali), demi Alloh satu hurufpun di dalamnya tidak seperti Qur an kalian. Dan pada Al Kafi jilid 2 hal 633, riwayat no 23 disebutkan, dari Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin Husein, dari Abdurrahman bin Abu Hasyim, dari Salim bin Salamah, mengatakan: seseorang membacakan pada Abu Abdullah dan saya mendengar huruf-huruf Al Qur’an yang tidak seperti yang dibaca oleh orang banyak, lalu Abu Abdullah berkata: jangan baca dengan bacaan ini, bacalah Al Qur’an seperti orang lain sampai datangnya Al Qaim, jika Al Qaim –alaihissalam telah datang, dia akan membaca Kitab Allah dengan benar, dan mengeluarkan mushaf yang ditulis oleh Ali Alaihissalam dan [Abu Abdullah] mengatakan: Ali memperlihatkan Al Qur’an itu pada manusia setelah selesai menuliskannya, dan berkata pada mereka: inilah kitab Allah seperti yang diturunkan oleh Allah pada Muhammad saw, telah kukumpulkan menjadi satu jilid, lalu mereka berkata: kami juga memiliki kitab Al Qur’an, kami tidak perlu Al Qur’an yang kau bawa. Ali berkata: sungguh demi Allah kalian tidak akan melihatnya setelah hari ini, aku hanya memperlihatkannya pada kalian setelah selesai kukumpulkan, agar kalian membacanya.
10.Al Baro ah : sesungguhnya mereka berlepas diri dari 3 Khulafaur Rosyidin dan menshifati mereka dengan seburuk2nya shifat karena mereka menganggap bahwa 3 Kholifah tersebut telah merampas paksa kekhilafahan dari ‘Ali, mereka melaknat para sahabat tidak lepas ‘Aisyah rodliyallohu ‘anha kecuali Salman Al Farisi, Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, ‘Ammar bin Yasir dan Hudzaifah bin Yaman. Mereka juga membatasi ahlul bait hanya pada ‘Ali dan keturunannya tanpa Ummahatil mukminin.
11.Al Ghuluw : seperti yang sudah dijabarkan di atas
12.‘Ied Ghodir Khum : yaitu hari ke-18 dari bulan dzul hijjah. Lebih utama dari ‘ied adlha dan fithri. Puasa pada hari ini sunnah muakkad karena merupakan hari pewasiatan khilafah oleh Rosululloh kepada ‘Ali
13.Mereka mengadakan ritual ratapan, memukul dada, menggambar, yang dilaksanakan pada tanggal sepuluh pada bulan muharrom sebagai bentuk qurbah pada Alloh dan penggugur dosa @ karbala, Najf dll...
14.Setiap tanggal 9 Robi’ul awwal, Mereka merayakan hari ayah mereka yang diberi julukan Baaban Syujjaa’id Dien

Referensi :
1.Kitab Mizanul Muslim
2.Al-Juhani, Mani’. Al Mausu’ah Al Muyassaroh fiel Adyan wal Madzahib wal Firoq Al Mu’ashiroh
3.Rohman bin Muhammad sa’d, Abdur. 1997. Mauqifu Ibnu Hazm min al Madzhab al Asy’ari kama fei kitabihi al Fashl fiel Milali wan Nihl. Riyadh, saudi Arabia : Dar ash Shomi’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar