Bila rasa tak lagi bisa ku peram . . Bila maksud tak lagi mampu ku peta . . Bila desakan tak lagi dapat ku jeda . .

Senin, 16 Mei 2011

Belajar VS Bermain


Membuat anak suka belajar memang gampang-gampang susah, namun berikut ini 5 kiat yang efektif untuk diterapkan:
1. Suasana yang menyenangkan adalah syarat mutlak yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.
 2. Membuat anak senang belajar adalah jauh lebih penting daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3. Kenali tipe dominan cara belajar anak, apakah tipe Auditory (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), Visual (melihat) ataukah Kinesthetic (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.
4. Belajar dengan jeda waktu istirahat setiap 20 menit akan jauh lebih efektif daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.
5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi atau materi yang dipelajari anak sesuai dengan perkembangan anak. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stres dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.
Kuncinya adalah mengenali keunikan anak anda. Jika anda sudah tahu apa saja yang dapat memotivasi dia, maka tidak akan sulit untuk membuatnya menyukai belajar. Kenalilah minatnya, kembangkan itu dengan mengarahkannya secara lebih terfokus. Hal yang perlu diingat adalah, setiap anak mempunyai perbedaan-perbedaan dan keunikannya masing-masing, tugas kita sebagai orang tua adalah mengenalinya dan mengasahnya. Selain itu, jadilah teladan yang baik bagi mereka, jika mereka melihat bahwa orang tuanya juga antusias dalam mempelajari hal-hal baru, maka pasti mereka akan terpengaruh. Peran anda sangat kuat sebagai orang tua, karena mereka menjadikan anda sebagai panutan.
materi referensi:
http://www.jawaban.com/
Dan… belajar sambil bermain itu …

Pada dasarnya setiap anak memiiki potensi kecerdasan dan rasa ingin tahu yang besar. Kita bisa mengajarkan apa saja kepada anak bahkan sebanyak-banyaknya sejak usia dini terutama pada usia emas sekitar 0-5 th, karena semakin kita mengajarkan sesuatu semakin berkembang sel saraf otak anak dan semakin berkembang pula kecerdasannya. Syaratnya ada... tiga, pertama metode pengajaran yang dipakai adalah metode permainan,kedua tidak pernah menuntut supaya anak cepat bisa, ketiga cepat berhenti sebelum anak bosan.
Saat ini banyak metode permainan yang bisa kita pakai untuk mengajarkan sesuatu kepada buah hati kita, ada metode cantol raudhoh, metode glenn doman, dan sebagainya, bisa juga kita ciptakan metode yang cocok untuk anak kita sendiri. Inilah yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan kita, kreatifitas orang tua masing-masing yang lebih mengenal dan mengetahui pola tingkah laku anak kita. Jangan sampai anak kita lebih cocok belajar sama gurunya daripada sama uminya atau bundanya. Setiap anak sangat senang kalau bisa bermain bersama uminya, apalagi kalau kita selipkan didalamnya pengajaran-pengajaran yang berharga. contohnya, kita bisa bermain sepak bola bersama anak laki-laki kita sambil memberikan perintah tendangkan bola ke gawang yang berwarna red, atau tendangkan bola ke gawang "ca" ( huruf "ca"). Selain itu kita bisa lomba lari bersama anak kita, ayo lari ke pohon "da" (ditempel huruf da) atau ayo lari ke tembok 'ainun (temboknya di tempel gambar 'ainun/mata).
Ciptakan sebanyak-banyaknya permainan yang menyenangkan, sehingga tanpa terasa anak sedang belajar.Bisa kita lakukan pada anak sejak usia 2 tahun atau bahkan dibawah itu, karena menurut penelitian dari tim glenn doman usia 1 tahun lebih efektif daripada usia 2 tahun, usia 2 tahun lebih efektif daripada 3 tahun, usia 3 tahun lebih efektif daripada usia 4 tahun begitu seterusnya.Hanya saja dalam mengajarpun kita harus IKHLAS, berusaha untuk tidak menuntut anak cepat bisa dan berusaha untuk tidak banyak ngeTEST dengan sering bertanya kepada anak "ini apa namanya"? kalau yang itu apa?. Kita hanya terus mengajarkan saja dan terus mengulang-ulang apa yang kita ajarkan dan kita ingin ketika anak belajar mereka merasa enjoy tanpa terbebani, sehingga mereka akan bisa dengan sendiri, suatu saat mereka akan berkata sendiri umi ini warnanya red, atau umi ini bacanya "buku" dan sebagainya.
Sekarang pertanyaannya apa yang kita lakukan kalau anak kita sudah bisa lancar membaca dan mengaji pada usia yang masih dini, misalnya usia 3,5 tahun. Ternyata kalau kita memahami bahwa ilmu Allah ini sangatlah luas pasti kita bisa mengajarkan kepada anak ilmu yang lebih tinggi lagi, misalnya meningkatkan hafalan alqur'an atau mentashrif alqur'an dan sebagainya, saat ini ada metode mentashrif Alqur'an sejak usia dini, metode mengajar tashrif Alqur'an dengan menggunakan gerak tubuh sehingga memudahkan anak untuk cepat memahami. Atau bisa juga kita rangsang anak untuk menjadi penulis dengan merangsang anak untuk menulis apa saja yang dia sukai. Yang terpenting kita senantiasa memanfaatkan waktu dan aktivitas di rumah sambil belajar bersama anak, memasak dengan belajar sambil bermain bersama anak, menyapu dengan belajar sambil bermain, menyetrika, mencuci baju dan semua aktivitas rumah tangga kita tidak terlepas dari belajar sabil bermain bersama anak. Dengan kita membiasakan program ini secara rutin di rumah, maka dengan sendirinya anak yang akan meminta untuk belajar, tanpa kita meminta anak untuk belajar. Insya Allah. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan dan menguatkan langkah kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar